Jandia Eka Putra

Punggawa kesebelasan klub Semen Padang yang satu ini berposisi sebagai penjaga gawang. Memiliki postur badan yang tinggi dan gaya rambut panjang. Siapa lagi kalau bukan Jandia Eka Putra. Kiper terbaik berikutnya yang dimiliki Indonesia sehabis Andritany Ardhiyasa dan Kurnia Meiga.

Penampilan pemain yang menjadi tembok terakhir dari barisan belakang Semen Padang ini menjadi pilihan utama sang instruktur Nil Maizar walaupun usianya sekarang tak lagi muda. Dan keyakinan yang diberikan oleh instruktur dibayar tuntas sang pemain. Kegemilangannya di bawah mistar tidak perlu diragukan lagi, sejumlah evakuasi dan agresi terbang merebut bola di udara kerap dipertontonkan oleh Jandia Eka Putra untuk Kabau Sirah. Berikut biodata Jandia Eka Putra selengkapnya :

Nama lengkap : Jandia Eka Putra

Tempat dan tanggal lahir : Padang, 14 juli 1987

Tinggi : 180 m

Posisi : Kiper

Nomor punggung : 21

Warga negara : Indonesia

Facebook Jandia Eka Putra

Twitter Jandia Eka Putra

Instagram Jandia Eka Putra

Di usia yang telah menginjak kepala 3, penampilan Jandia Eka Putra tidak mempunyai penurunan sama sekali kalau dibandingkan dikala ia masih muda. Bahkan, ada peningkatan performa tersendiri dari pemain ini sehingga Nil tak ragu untuk menjadikannya sebagai pilihan utama. Ia juga digadang-gadang sebagai kiper proyeksi timnas berikutnya berkat aksinya bersama Semen Padang di Liga 1 animo 2017/2018 bersaing ketat dengan nama-nama terkenal kiper terbaik lainnya di atas.

Mengawali karir anabawang bersama klub di kota mana ia dilahirkan, Jandia Eka Putra gres mendapat keemasannya sehabis usianya tak lagi muda. Pada tahun 2008 s/d 2009 ia berkesempatan bergabung bersama klub senior PSP Padang untuk mengasah kemampuannya. Setelah 2 animo berlalu Semen Padang F.C kembali memanggilnya untuk bergabung bersama klub senior.

Pada tahun 2016, Jandia Eka Putra bekerjsama mendapat kesempatan untuk membela timnas dalam ajang pagelaran piala AFF. Tapi sayang, panggilan timnas yang diajukan padanya tak mendapat jawaban dari sang pemain, sehingga administrasi timnas terpaksa mencoret namanya sebagai punggawa pilihan.